Tuhan kita benar-benar ajaib dan luarbiasa. Apa yang mustahil bagi manusia, tidak mustahil bagi Allah tampaknya firman itu bukan hanya sekedar cerita dongeng isapan jempol belaka, tetapi firman itu telah menjadi kenyataan dan rhema di dalam hidup saya pribadi melalui kesaksian kisah nyata (true story) dari mujizat kesembuhan yang benar-benar sudah terjadi di atas pesawat Merpati DC-9 tujuan Kendari-Makassar, yang ingin saya bagikan kepada semua rekan-rekan seiman di seluruh Indonesia maupun mancanegara yang telah saya posting melalui blog pribadi, beberapa milis rohani dan juga di my notes ini, agar kesaksian ini dapat menjadi berkat dan kekuatan inspirasi bagi kita semua baik itu sanak keluarga, teman-teman dan tentunya para sahabat sekalian di dalam menjalani kehidupan di dunia ini.
Suatu ketika saya sedang berada di kota Kendari, Sulawesi Tenggara untuk suatu tugas pelayanan pada hari Minggu dan setelah menyelesaikan semuanya, pada keesokan harinya saya hendak kembali ke kota Makassar dengan hati penuh sukacita. Setelah melewati perjalanan yang memakan waktu sekitar 30 menit dari kota Kendari menuju airport Wolter Monginsidi akhirnya sampailah saya disana. Seperti biasa pada umumnya saya harus check in terlebih dahulu di counter Merpati untuk tujuan Makassar dan ketika itu saya diberikan no. kursi 30 (paling belakang). Sebenarnya saya ingin meminta kepada petugasnya untuk dipindahkan ke kursi yang agak depan, karena tidak biasanya saya mendapat tempat duduk yang paling belakang. Namun karena petugas bandara mengatakan bahwa semua kursi di depan dan tengah telah penuh, maka dengan agak sedikit berat hati akhirnya saya menerima keputusan tersebut. Tidak berapa lama kemudian saya masuk di ruangan tunggu penumpang untuk menunggu keberangkatan yang sedianya di jadwalkan boarding sekitar pukul 15.00 wita. Dan setelah menantikan cukup lama akhirnya samar-samar terdengar suara announcer bandara mengumumkan bahwa pesawat Merpati dengan tujuan Makassar DITUNDA keberangkatannya hingga waktu yang tidak ditentukan, dikarenakan alasan operasional. Mendengar itu secara manusiawi sontak saya kaget dan agak kecewa, tetapi sekalipun demikian saya berusaha untuk menenangkan hati saya dan tetap bersyukur kepada Tuhan, sekalipun pesawat tersebut harus delay cukup lama dari jadwal yang seharusnya dan tidak tahu sampai kapan karena belum ada keterangan yang pasti. Sementara penumpang lainnya yang mengambil jurusan yang sama pun tak kuasa menahan emosi sehingga beberapa orang di antaranya yang komplen.
Singkat cerita akhirnya setelah menunggu waktu keberangkatan yang cukup lama (+ 1 jam) tanpa ada firasat apapun akhirnya announcer kembali memberitahukan bahwa pesawat Merpati tujuan Makassar akan segera diberangkatkan para penumpang diharapkan naik ke atas pesawat udara. Saya pun lantas bergegas menuju ke atas pesawat dan mencari no. kursi 30 yang paling belakang. Ketika saya duduk di kursi tersebut sepintas saya melihat diseberang tempat duduk saya di bagian belakang ada semacam kain gorden besar yang menutupi tempat itu, tetapi saya sama sekali tidak mengetahui apa yang ada di dalamnya. Saya pun berusaha untuk duduk tenang dan menikmati perjalanan saya yang cukup melelahkan hari itu. Tidak secara kebetulan disamping tempat duduk saya ada seorang pria paruh baya yang duduk dengan tatapan mata yang kosong dan kelihatannya sangat sedih. Sembari basa-basi saya bersalaman dan memperkenalkan diri saya kepada pria itu sambil saya bertanya: Apakah bapak tahu mengapa ada kain besar di sebelah sana? Kemudian pria itu menceritakan dengan nada yang datar bahwa di dalam kain besar itu ternyata ada seorang dari sanak keluarganya yang sudah koma hampir seminggu di rumah sakit Kendari akibat gegar otak dalam sebuah musibah kecelakaan maut di Kolaka karena ditabrak oleh sebuah mobil hingga orang itu terlempar beberapa meter dari atas motornya sampai-sampai tidak sadarkan diri di TKP (Tempat Kejadian Perkara). Dan sejak peristiwa naas itu sampai saat orang itu dibawa ke atas pesawat dalam keadaan koma dan lebih parahnya lagi semua dokter rumah sakit di Kendari sudah angkat tangan dan tidak bisa berbuat apa-apa menangani kondisi orang tersebut, sehingga orang itu harus dirujuk ke rumah sakit di kota Makassar untuk mendapatkan pengobatan intensif, kata pria tersebut dengan nada sedih. Mendengar penjelasan pria tersebut tiba-tiba timbullah perasaan empati dan belas kasihan di dalam hati saya terhadap kondisi pergumulan yang dihadapi pria dan orang tersebut. Kemudian saya bertanya dalam hati saya:Tuhan apakah yang harus saya lakukan? Tiba-tiba ada suatu impresi yang begitu kuat di dalam hati saya yang berkata: Otniel, Doakan dia! Namun, sebelumnya itu saya bergumul di dalam diri saya: Ah jangan-jangan ini bukan suara Tuhan. Kalau saya doakan orang itu apakah nanti sembuh atau tidak? Pertanyaan semacam itu muncul dan berkecamuk di dalam pikiran daging saya. Tetapi karena saya mau lebih taat kepada suaraNya akhirnya saya pun memberanikan diri untuk bertanya kepada pria yang duduk di sebelah saya: Maaf, kalau boleh saya tahu bapak beragama apa? Oh, saya beragama katholik, jawab pria tersebut. Kemudian saya bertanya lagi: Apakah bapak bersedia saya berdoa untuk bapak dan keluarga bapak yang sedang koma? Jawab pria itu: Ya, saya mau di doakan! Mendengar jawaban itu saya bersukacita. Namun, sebelum saya berdoa saya katakan kepada pria tersebut: Bapak, saya tidak bisa menolong anda dan keluarga bapak, saya hanya bisa mendoakan untuk kesembuhan keluarga bapak. Tetapi satu-satunya yang bisa menolong dan menyembuhkan keluarga bapak itu namanya Yesus. Maukah bapak percaya dan menerima Yesus sebagai Tuhan dan juruselamat secara pribadi di dalam hidup bapak? Jikalau bapak mau, saya akan mendoakan bapak. Sepertinya Roh Kudus sudah lebih dulu menjamah hatinya, lantas pria itu berkata: Ya, saya percaya Yesus. Puji Tuhan, akhirnya saya berdoa bersama-sama dengan pria tersebut di tempat duduk masing-masing dengan doa yang sederhana. Setelah selesai berdoa sementara pesawat sudah take off, tampaknya tidak terjadi sesuatu apa-apa, namun saya pun tetap mengucap syukur kepada Tuhan karena saya telah melaksanakan apa yang Tuhan suruh saya lakukan dengan tidak berbantah-bantah.
Tidak berapa lama kemudian tiba-tiba secara tidak sadar saya melihat kain gorden penutup di seberang tempat duduk saya itu seakan-akan bergerak. Seolah-olah antara percaya dengan tidak saya pun memberitahukan kepada pria yang duduk di sebelah saya bahwa kain gorden itu bergerak. Melihat hal yang sama secepat kilat pria tersebut bangun dari tempat duduknya dan membuka kain gorden penutupnya dan ketika kain gorden itu dibuka sungguh mujizat Tuhan yang luarbiasa terjadi pada saat itu juga. Saya pun melihat dengan mata kepala saya sendiri bahwa orang yang tadinya terbaring diatas tempat kursi tidur dalam keadaan koma, tiba-tiba orang itu bisa bangun sendiri dan duduk di atas tempat tidurnya sementara semua tali pengikatnya sudah terlepas dan bahkan masih ada selang infus untuk oksigen terpasang di tubuhnya. Ketika melihat fakta kejadian itu pria tersebut dan beberapa pramugari yang ada lantas menatap saya dengan raut wajah yang terheran-heran dan saya pun merasakan hal yang sama. Singkat cerita ketika pesawat landing di Bandar udara Hasanuddin Makassar, sebelum turun dari pesawat saya pun menyempatkan diri untuk memberikan salam kepada pria dan orang yang sudah sembuh itu sambil menatap matanya dengan penuh kasih saya hanya katakan: Tuhan Yesus memberkati anda. Tanpa banyak berbasa-basi saya pun turun dari pesawat itu dengan suasana hati yang bercampur aduk menjadi satu antara sukacita, senang, terharu dan menangis karena melihat kuasa Tuhan yang begitu amat sangat nyata bahkan melebihi dari apapun yang dapat saya pikirkan atau rasakan pada saat itu.
Haleluya, Allah kita sungguh dahsyat luarbiasa. Dia tidak pernah mempermalukan hamba-hambaNya yang sungguh-sungguh percaya dan berserah kepadaNya. Percayalah dengan iman bahwa apa yang telah di firmankanNya itu benar-benar PASTI terjadi. MUJIZAT ITU NYATA! Apapun keadaan masalah, sakit penyakit, percobaan atau tantangan dan pergumulan hidup yang anda hadapi saat ini, percayalah Yesus lebih besar daripada masalah dan pergumulan anda. Dia terlalu mampu menolong dan menyembuhkan anda. Karena sekali lagi bagi Allah tidak ada sesuatu pun perkara yang mustahil. Terpujilah Tuhan Yesus Kristus. Segala hormat, pujian, kuasa dan kemuliaan hanya dari Dia, oleh Dia dan bagi Dialah kekal selama-lamanya. Amin
Salam Luarbiasa,
RICH PURBA